Oleh : Rahmah Khairani, S.Pd.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Tulisan ini melanjutkan adab-adab seorang guru dengan para murid dan majelisnya. Pertama, jika seorang murid dalam menuntut ilmu mengambil cara yang di luar kesanggupan dirinya untuk memikul, sementara guru khawatir itu akan membuat murid menjadi jenuh, maka guru menasihatinya agar bersikap seimbang terhadap dirinya. Rasulullah shallallahu โalaihi wasallam bersabda,ย
ุนููู ุฃูุจูู ููุฑูููุฑูุฉู ุฑูุถููู ุงูููููู ุนููููู ููุงูู: ููุงูู ุฑูุณููููู ุงูููู ๏ทบ ูููู ููููุฌูููู ุฃูุญูุฏูุง ู ูููููู ู ุนูู ููููู ( ูููููู ุฑูููุงููุฉู ู ูุณูููู ู: ููู ู ููุฏูุฎููู ุฃูุญูุฏูุง ุนูู ููููู ุงููุฌููููุฉู). ููุงูููุง ููููุง ุฃูููุชู ููุง ุฑูุณูููู ุงููููููุ ููุงูู: ููููุง ุฃูููุง ุฅููููุง ุฃููู ููุชูุบูู ููุฏูููู ุงูููู ุจูุฑูุญูู ูุฉูุ ุณูุฏููุฏููุง ููููุงุฑูุจููุง ููุงุบูุฏููุง ููุฑููุญููุง ููุดูููุกู ู ููู ุงูุฏููููุฌูุฉู ููุงููููุตูุฏู ุงููููุตูุฏู ุชูุจูููุบูููุง.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu โanhu ia berkata: Rasulullah Shallallahu โalaihi wasallam bersabda, โAmal seseorang dari kalian tidak akan menyelamatkannya,โ Mereka berkata, โTermasuk engkau wahai Rasulullah?โ Rasulullah bersabda, โTermasuk aku, hanya saja Allah menyelimutiku dengan rahmatNya, berlakulah pertengahan, manfaatkan waktu pagi dan petang, serta sebagian waktu akhir malam, seimbanglah, seimbanglah, niscaya kalian sampai ke tujuan.โ
Baca Juga : Wahai Guru, Pahamilah Muridmu!
Menuntut ilmu itu butuh proses tajarrud (secara bertahap), tidak bisa instan sehingga harus dilakukan dengan rutin. Namun, aktivitas yang sifatnya rutinitas berpotensi membuat bosan. Guru boleh menyarankan murid untuk melakukan hal-hal yang mubah sebagai hiburan untuk menghilangkan kebosanan belajar. Namun tidak pula berlama-lama dengan hiburan tersebut. Cukuplah sehari atau dua hari saja.
Hendaklah guru tidak menganjurkan murid belajar sesuatu yang pemahaman atau usianya tidak kuasa memikulnya, atau sebuah kitab yang akalnya tidak menjangkau pemahamannya. Jika seseorang meminta pendapat guru dalam urusan membaca kitab atau belajar sebuah ilmu, namun guru tidak mengetahui keadaannya dari sisi pemahaman dan kemampuan hafalannya, maka guru tidak boleh menganjurkan apapun sebelum menjajaki pemahaman muridnya. Namun jika tidak memungkinkan untuk menunda jawaban maka guru mengarahkannya ke satu kitab yang mudah dalam disiplin ilmu yang dimaksud.
Jika guru melihat akal murid mampu dan pemahamannya bagus, maka guru mengalihkannya ke sebuah kitab yang layak baginya. Hal itu karena akan mengalihkan murid kepada sesuatu yang pengalihan itu menunjukkan ketajaman akalnya dan menambah ketenangannya. Sebaliknya, jika guru tidak melihat murid mampu secara pemahamannya, maka guru membiarkannya, karena jika guru memberi pemahaman yang sulit itu justru akan mengurangi semangatnya.
Baca Juga : Bagaimana Seharusnya Guru Menutup Pelajaran?
Jika guru mengetahui atau menduga bahwa murid tidak berbakat di salah satu bidang ilmu, maka guru menyarankannya untuk beralih ke bidang ilmu lain yang mungkin dia kuasai dengan baik. Guru tidak membuka jalan bagi murid untuk menyibukkan diri pada dua atau lebih disiplin ilmu jika murid tidak mampu menguasainya dengan baik.
Kedua, hendaknya guru menyebutkan kepada murid, kaidah-kaidah disiplin ilmu yang general, baik secara mutlak maupun yang umum. Contoh kaidah yang mutlak (tidak butuh bukti) adalah pelaku yang secara langsung menjadi penyebab suatu masalah maka didahulukan tanggung jawab kepadanya.Contoh kaidah umum:
- Setiap sumpah bahwa seseorang tidak melakukan sesuatu, sama artinya dengan panafian terhadap informasi sebelumnya (bahwa seseorang itu telah bebuat sesuatu yang dimaksud). Kaidah iniย dikecualikan terhadap tuduhan atas tuan seorang budak yang budaknya melakukan tindak kejahatan.
- Semua ibadah itu pelakunya batal ibadahnya jika melakukan hal-hal yang membatalkan ibadah tersebut atau pelakunya menafikan ibadah tersebut (sebelum ibadah tersebut belum tuntas dikerjakan), kecuali ibadah haji dan umroh.
- Setiap wudhu wajib tertib kecuali wudhu yang diselingi mandi junub. Dll.
Hendaknya guru menyebutkan kepada murid tangga demi tangga ilmu yang harus dilewati sebelum mempelajari suatu ilmu tertentu. Hendaknya juga guru menyebutkan masalah-masalah unik yang jarang terjadi. Hendaknya guru juga menyebutkan pengetahuan umum yang harus diketahui murid, misalnya nama-nama sahabat, tabiโin, para imam, para ahli zuhud, dan orang-orang shalih. Hendaknya pula guru berhati-hati dari sifat merasa tersaingi dengan murid-muridnya. Karena pahala keutaman murid sesungguhnya akan berpulang kepada guru, meski murid lebih unggul ilmunya di kemudian hari.
Ketiga, hendaknya guru tidak memperlihatkan kecenderungannya kepada sebagian murid atas sebagian yang lain misalnya dalam hal perhatian, apresiasi, pemuliaan dan sebagainya kecuali jika tindakan tersebut untuk memotivasi murid yang lain.
Keempat, hendaknya guru mengawasi adab, perilaku, dan akhlak murid, lahir dan batin. Guru bisa meluruskan yang salah dari murid dengan sindiran. Jika tidak mempan, maka dengan nasihat secara rahasia. Jika tidak mempan juga, maka dengan larangan secara terbuka, dan seterusnya, sampai murid jera dan mau mengambil pelajaran.
Sungguh luar biasa adab-adab seorang guru kepada muridnya. Seandainya adab-adab ini diterapkan oleh setiap guru maka yang tercipta adalah hubungan kasih sayang yang kuat secara timbal balik. Karena murid sesungguhnya butuh bimbingan bukan disalah-salahkan. Karena membimbing mereka akan menunjukkan kebenaran setelah kesalahannya. Sementara menyalah-nyalahkannya saja hanya membuka pintu kebencian di kemudian hari. Wallahuโalam bish showab []
Alhamdulillah, pembahasan tentang adab-adab seorang guru dengan para murid dan majelisnya telah selesai. Selanjutnya akan dibahas adab-adab murid terhadap dirinya sendiri, insya Allah.
Sumber: Kajian Kitab Tadzakiratussamiโ wal mutakallim.



Comments are closed.