KEKHASAN METODE PENDIDIKAN ISLAM

Oleh : Abdullah Efendi, S.Pd., M.Pd., CIEC.

Islam sebagai petunjuk yang khas dan pedoman hidup yang lengkap (tibyanan likulli syai’in), telah membahas pendidikan dengan sudut pandang yang khas pula. Sudut pandang tersebut, datang dari Allah Rabbul ‘Alamin, diwahyukan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang digelari sebagai pendidik bagi seluruh manusia (Mu’allimun Linnas).

Pendidikan didalam islam dikategorikan sebagai layanan pokok (khidmatul asasiyah) yang diberikan oleh Daulah Islam secara cuma-cuma, dengan fasilitas dan kualitas terbaik, pendidik (guru) terbaik, serta kurikulum berasaskan akidah islam dengan tujuan mewujudkan misi penciptaan manusia (sebagai Abdullah dan Khalifatullah).

Holistic Prophetic Education (HOPE) Method

Untuk mewujudkan misi penciptaan manusia tersebut, Islam memiliki metode yang khas dalam praktek pengajarannya. Yakni, setiap pengetahuan harus dipelajari untuk dipraktekkan oleh manusia, bukan sekedar khazanah intelektualitas belaka. Sebab, setiap muslim beraktivitas, seperti; berbicara, berperilaku bahkan bersikap pastilah dilandasi oleh pengetahuannya, dan dia harus mengerti ada konsekuensi hukum atas setiap perbuatannya tersebut!

Konsekuensi tersebut, baik berupa pahala atau dosa berkaitan dengan perbuatannya! Apakah niat dan cara perbuatan tersebut sesuai tuntunan Islam? atau sebaliknya! Sehingga, seluruh perbuatan seorang muslim, haruslah menjadikan syariat Islam sebagai patokan.

الأَصْلُ فِي الأَفْعَالِ التَّقَيُّدُ بِأَحْكَامِ الشَّرْعِ

Tentu dalam aktivitas perbuatan tersebut terkandung niat (amal hati) dan ikhtiar (amal jasad/fisik). Setiap aktivitas seorang muslim juga harus menjadikan tujuan (ghayah)-nya adalah ridho Allah, meskipun nilai amal (qimatul amal)-nya berbeda-beda.

Agar sampai pada fase kesadaran akan keterikatan seluruh perbuatan pada syariat Islam tersebut, maka dibutuhkan proses pengajaran, berupa metode pengajaran yang mampu menciptakan muslim yang senantiasa terikat perbuatannya pada syariat Islam ini. Metode pengajaran tersebut terbagi menjadi 2, yakni ;

  1. Pelajaran harus disampaikan melalui proses berpikir yang membekas, dan;
  2. Memberikan pengaruh pada perasaannya

Tentu metode ini mengharuskan proses, membutuhkan waktu, modal/biaya, kesungguhan, keseriusan, pola hidup yang lurus (ketaatan pada Allah Ta’ala), dan menjauhkan diri dari maksiat. Setiap muslim harus membiasakan dan memaksa (sedaya upaya) dirinya untuk menerapkan ilmu yang telah diperoleh dalam bentuk amaliyah yang ma’ruf, serta mencegah dirinya dari amaliyah yang mun’kar. Dalam seluruh aspek kehidupannya, baik dengan harta, jiwa, maupun raga sehingga tercapai misi pendidikan yang diharapkan membentuk Abdullah dan Khalifatullah!

Begitu pula ia harus menjauhkan diri pada pemahaman bahwa menuntut ilmu untuk sekedar meraih nilai bagus atau IPK cumlaude, meraih pekerjaan yang gajinya fantastis, atau prasyarat memperoleh beasiswa dan sebagainya. Melainkan Ilmu tersebut haruslah dipelajari untuk diamalkan. Dan kita beramal, senantiasa atas dasar ilmu! Sebagaimana firman Allah Tabaraka wa Ta’ala : 

وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ ۚ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَٰئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا

 “Dan janganlah kamu berbicara tentang sesuatu yang kamu tidak mempunyai ilmu tentangnya, karena sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati masing-masing akan ditanya di hari kiamat kelak.” (QS. Al-Isra’ : 36)

Berbicara adalah perbuatan, dan ilmu adalah landasan perbuatan. sehingga kita bisa memahami dari ayat ini, berbicaralah jika memiliki ilmu tentang sesuatu tersebut. Jika tidak, maka janganlah berbicara tanpa ilmu, sebab setiap perbuatan akan ada konsekuensi hukumnya.

Hasil dari metode pengajaran yang khas ini, adalah terciptanya pelajar yang mampu mengetahui berbagai hakikat kehidupan yang memungkinkan dirinya memecahkan problematika kehidupan ini, menjadi bekal baginya beramal saat di dunia, dan mempersiapkan bekal untuk akhiratnya!

Adapun point berikutnya adalah, ilmu seperti apa yang dimaksud? Apakah seluruh jenis ilmu? Atau ilmu yang disebut sebagai Ilmu Pengetahuan? atau Ilmu yang disebut sebagai tsaqofah? Dan ilmu seperti apa yang harus dipelajari kaum muslim tersebut? Yang berkaitan erat pada setiap perbuatannya? InsyaAllah akan dibahas pada tulisan berikutnya!

[] Wa ma taufiqi Illa Billah!!

Leave a Comment

×

 

Assalamualaikum!

Silahkan klik tombol ini untuk terhubung dengan whatsapp kami!

× Chat Disini!