Tauhid Sebagai Landasan Pendidikan Anak

Ebook

Oleh : Agil Husain Abdullah, S.Sos., M.Pd., C.I.Pd.S.

Anak dilahirkan ke dunia ini dengan segala kelemahan dan ketidakberdayaannya, ia harus menangis agar udara dapat memasuki tubuhnya dengan baik, ia membutuhkan pertolongan Allah Ta’ala dan setelah itu membutuhkan orang tuanya, ia harus disusui oleh ibunya dan dibesarkan dengan kasih sayang, namun kasih sayang saja tidak cukup karena orang tuanya pun harus menanamkan aqidah yang lurus kepada anaknya.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

كُلُّ مَوْلُودٍ يُولَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ أَوْ يُنَصِّرَانِهِ أَوْ يُمَجِّسَانِهِ

 “Setiap anak dilahirkan dalam fitrahnya. Keduanya orang tuanya yang menjadikannya sebagai Yahudi, Nasrani, atau Majusi” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

Ketika ia masih di alam rahim ia telah ditanya oleh Allah Ta’ala terkait siapa tuhannya, dan ia pun tidak mengingkari bahwa Allah lah satu-satunya tuhan yang layak ia sembah. Anak telah dilahirkan dalam kondisi suci dan siap, fitrahnya ialah Islam, maka jika ia mengikuti fitrahnya maka anak tersebut pasti akan memilih Islam dengan spontan selama ia mendapatkan pendidikan yang baik dari kedua orang tuanya, karena orang tua lah yang memiliki tanggung jawab besar terhadap aqidah anaknya di masa depan.

Baca Juga : Inilah Tanda Ilmu Kita Bermanfaat!

Ebook-1

Allah Ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka” (QS. At-Tahrim [66]: 6)

Dalam Tafsir Ibnu Katsir, Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan memelihara keluarga dari api neraka ialah “ajarkanlah adab dan agama kepada mereka”, maka jelaslah bahwa cara kita melindungi keluarga yang kita cintai adalah pendidikan Islam yang berkesinambungan. Orang tua yang shalih tidak akan tega melihat anak-anaknya tersesat meskipun mereka hidup berkecukupan dari segi duniawi. Mereka akan senantiasa merasa kurang jika pendidikan tauhid belum tertanam dengan baik dalam rumah tangganya dan jika anaknya tidak memiliki aqidah dan adab yang mulia yang menyertai proses pertumbuhannya.

Orang tua dapat mengambil contoh dari Luqman yang telah menanamkan tauhid yang lurus kepada anaknya sejak dini. Allah berfirman:

وَإِذْ قَالَ لُقْمَٰنُ لِٱبْنِهِۦ وَهُوَ يَعِظُهُۥ يَٰبُنَىَّ لَا تُشْرِكْ بِٱللَّهِ ۖ إِنَّ ٱلشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

“Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar”” (QS. Luqman [31]: 13)

Baca Juga : Membangkitkan Kembali Tradisi Intelektual Muslimin

Luqman memberikan pelajaran kepada anaknya yang masih belia sebuah pelajaran berharga yang mungkin menurut sebagian masyarakat awam saat ini terlalu berat untuk diajarkan kepada anak kecil, yaitu larangan menyekutukan Allah. Luqman mengawali nasihatnya dengan panggilan yang penuh kasih sayang, kemudian langsung menyebut inti nasihatnya, dan Luqman pun tidak lupa menjelaskan alasan di balik larangannya tersebut. Hal ini dapat menjadi pelajaran bagi para orang tua bahwa tauhid bukanlah materi ajar yang terlalu berat untuk anak, justru tauhid lah asas dari segala cabang ilmu pengetahuan yang akan dipelajari oleh anak ke depannya, agar anak mengetahui jati dirinya yang sebenarnya dan menyadari tujuannya dilahirkan di bumi ini, yakni untuk menjadi hamba yang beriman dan bertaqwa kepada Allah.

Sebelum mengajarkan ilmu lain kepada anak, ajarkanlah aqidah tauhid terlebih dahulu, agar segala ilmu duniawi dan ukhrawi yang anak dapatkan nantinya akan semakin memperkuat ketauhidannya kepada Allah Ta’ala. Wallahu a’lamu bish-shawab.

Ebook-2
×

 

Assalamualaikum!

Silahkan klik tombol ini untuk terhubung dengan whatsapp kami!

× Chat Disini!