Dampak Keshalihan Orang Tua Terhadap Anak

Ebook

Oleh : Ustadz Agil Husain Abdullah, S.Sos., M.Pd., C.I.Pd.S.

Dalam pendidikan anak, kita mengharapkan luaran yang berkualitas, bahkan seringkali para orang tua menaruh ekspektasi yang luar biasa besar dalam pendidikan anaknya. Mereka mengharapkan luaran pendidikan berupa anak yang shalih, memiliki IQ tinggi, dan memiliki berbagai keterampilan yang bermanfaat untuk diri anak. Ekspektasi seperti ini tentu tidak akan mudah diraih dan butuh dukungan dari berbagai faktor, di antaranya orang tua itu sendiri.

Ibu adalah madrasah pertama bagi anaknya, sedangkan ayah adalah kepala madrasahnya. Untuk mencetak anak yang shalih dan shalihah, sudah selayaknya kita melihat lebih jauh ke dasar pernikahan itu sendiri, salah satu tujuan mulia pernikahan yang seharusnya diniatkan oleh pasangan adalah untuk memperoleh keturunan yang shalih. Dengan cita-cita mulia dalam pernikahan ini lah maka insyaallah keturunan yang shalih dapat terwujud.

Allah Ta’ala berfirman:

وَٱللَّهُ جَعَلَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَٰجًا وَجَعَلَ لَكُم مِّنْ أَزْوَٰجِكُم بَنِينَ وَحَفَدَةً وَرَزَقَكُم مِّنَ ٱلطَّيِّبَٰتِ ۚ أَفَبِٱلْبَٰطِلِ يُؤْمِنُونَ وَبِنِعْمَتِ ٱللَّهِ هُمْ يَكْفُرُونَ

“Allah menjadikan bagi kamu isteri-isteri dari jenis kamu sendiri dan menjadikan bagimu dari isteri-isteri kamu itu, anak-anak dan cucu-cucu, dan memberimu rezeki dari yang baik-baik. Maka mengapakah mereka beriman kepada yang bathil dan mengingkari nikmat Allah?” (Q.S. An-Nahl [16]: 72)

Ebook-1

Tidak cukup sampai di situ, orang tua seharusnya menjadikan dirinya shalih terlebih dahulu. Jika kita hendak membuat perumpamaan, sebuah teko yang kotor di bagian dalamnya tidak akan mungkin mengeluarkan minuman yang bersih. Meskipun terkadang kita mendapati kasus di mana rusaknya agama dan akhlak orang tua tidak memengaruhi keshalihan anak, tetap saja orang tua harus menjadi role model yang baik untuk anaknya. Anak adalah peniru yang andal, dan anak akan lebih banyak menghabiskan waktunya bersama orang tuanya. Di mata anak, orang tua adalah pahlawan super yang paling layak diteladani, dan perkataan orang tua pun akan lebih didengar oleh anak dibanding perkataan orang lain.

Baca Juga : Siapakah Orang yang Paling Banyak Mengambil Warisan Nabi?

Seringkali keshalihan orang tua berakibat baik secara langsung terhadap anaknya, sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:

وَأَمَّا ٱلْجِدَارُ فَكَانَ لِغُلَٰمَيْنِ يَتِيمَيْنِ فِى ٱلْمَدِينَةِ وَكَانَ تَحْتَهُۥ كَنزٌ لَّهُمَا وَكَانَ أَبُوهُمَا صَٰلِحًا فَأَرَادَ رَبُّكَ أَن يَبْلُغَآ أَشُدَّهُمَا وَيَسْتَخْرِجَا كَنزَهُمَا رَحْمَةً مِّن رَّبِّكَ ۚ

Adapun dinding rumah adalah kepunyaan dua orang anak yatim di kota itu, dan di bawahnya ada harta benda simpanan bagi mereka berdua, sedang ayahnya adalah seorang yang shalih, maka Tuhanmu menghendaki agar supaya mereka sampai kepada kedewasaannya dan mengeluarkan simpanannya itu, sebagai rahmat dari Tuhanmu. (Q.S. Al-Kahfi [18]: 82)

Baca Juga : Menghidupkan Pola Pendidikan Islam dalam Sistem Pendidikan Kontemporer

Allah Ta’ala menjaga harta benda kedua anak yatim tersebut disebabkan keshalihan ayahnya. Inilah bukti pengaruh nyata keshalihan orang tua terhadap anaknya. Hal ini dipegang teguh oleh para ulama kita terdahulu, bahkan sebagian di antara mereka memperbanyak shalatnya untuk keshalihan dan kebaikan anaknya, sebagaimana yang dilakukan Sa’id bin Al-Musayyib rahimahullah yang berkata kepada anaknya:

لَأَزِيْدَنَّ فِي صَلاَتِي مِنْ أَجْلِكَ

“Sungguh aku terus menambah shalatku ini untukmu (agar engkau kelak menjadi anak yang shalih).” (Jami’ Al-‘Ulum wa Al-Hikam, 1: 467)

Tidakkah kita, para orang tua, ingin anak-anak kita menjadi shalih, berakhlak mulia, serta dijaga dan dijamin keselamatannya oleh Allah? Jika iya, maka marilah kita memperbaiki diri kita mulai dari sekarang demi masa depan anak-anak kita. Anak-anak yang shalih akan lebih mudah terwujud jika madrasah pertamanya juga shalih. Wallahu a’lamu bish-shawab.

Ebook-2
×

 

Assalamualaikum!

Silahkan klik tombol ini untuk terhubung dengan whatsapp kami!

× Chat Disini!