Guru Wajib Tahu Adab Mengajar Ini!

Ebook

Oleh : Rahmah Khairani, S.Pd.

Coba perhatikan pakaian ibu-ibu saat berada di pasar tradisional dengan saat mereka berada di mall. Kebanyakan dari kita akan menempatkan penampilan sesuai tujuan dan kondisinya. Biasanya saat orang pergi ke pasar tradisonal, mereka tidak memilih memakai pakaian yang paling bagus, sebaliknya mereka akan berpakaian rapi dan bagus saat berada di pasar modern. Begitupun saat membuat janji bertemu seseorang. Kita akan menyesuaikan penampilan kita sebisa mungkin dengan status orang yang kita temui atau kondisi tempatnya. Ini sudah lazim adanya dan bukan pula sesuatu yang tercela. Justru sebalikya, kita sangat bijak dalam menempatkan diri dimanapun berada. Hal ini juga pasti berlaku pada orang berilmu terhadap majelis ilmunya.

Ada dua belas adab guru terhadap majelisnya yang in sya Allah akan kita pelajari bersama. Di tulisan ini saya akan menyampaikan dua adab diantaranya.

Pertama, hendaknya seorang guru menyiapkan diri dan niatnya untuk duduk di majelis mengajar. Menyiapkan niat bagi seorang guru sangatlah penting, namun perkara ini sering dilalaikan karena lupa atau tidak biasa. Padahal niat mengajar yang dipersiapkan secara matang akan memudahkan majelisnya mendapatkan keberkahan dari Allah Taโ€™ala. Dengan adanya tekad untuk duduk di majelis mengajar, maka dia bersuci dari hadats dan najis terlebih dahulu, membersihkan diri dan memakai wewangian. Dia juga memakai pakaian terbaik yang layak di kalangan masyarakatnya dengan tujuan menghormati ilmu dan menghargai syariโ€™at.

Baca Juga : 3 Penyakit Hati yang Bisa Menjangkiti Orang yang Berilmu

Dalam kondisi yang penuh persiapan ini hendaknya ia berniat mengajarkan ilmu, menebarkan faidah-faidah syariโ€™ah, menyampaikan hukum-hukum Allah Taโ€™ala, menambah ilmu, memperlihatkan kebenaran dan siap kembali kepada kebenaran (apabila keliru), berdzikir kepada Allah, mengucapkan salam, dan mendoakan generasi As-Salaf yang shalih.

Imam Malik ketika akan membacakan hadits, maka beliau mandi, memakai wewangian, pakaian yang bagus, memakai selempang di atas kepalanya, dan duduk di tempat khusus. Dia berkata, โ€œAku ingin memuliakan hadits Rasulullah.โ€

Kedua, Manakala seorang guru meninggalkan rumah untuk pergi mengajar, maka hendaknya dia membaca doa yang shahih dari Nabi Shallallahuโ€™alaihi wa sallam.

Ebook-1

ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ูู…ูŽู‘ ุฅูู†ูู‘ูŠ ุฃูŽุนููˆุฐู ุจููƒูŽ ุฃูŽู†ู’ ุฃูŽุถูู„ูŽู‘ ุฃูŽูˆู’ ุฃูุถูŽู„ูŽู‘ุŒ ุฃูŽูˆู’ ุฃูŽุฒูู„ูŽู‘ ุฃูŽูˆู’ ุฃูุฒูŽู„ูŽู‘ุŒ ุฃูŽูˆู’ ุฃูŽุธู’ู„ูู…ูŽ ุฃูŽูˆู’ ุฃูุธู’ู„ูŽู…ูŽุŒ ุฃูŽูˆู’ ุฃูŽุฌู’ู‡ูŽู„ูŽ ุฃูŽูˆู’ ูŠูุฌู’ู‡ูŽู„ูŽ ุนูŽู„ูŽูŠูŽู‘

โ€œYa Allah, sesungguhnya aku berlidung kepadaMu agar tidak tersesat atau disesatkan, melakukan kesalahan dan dibuat salah (oleh orang lain), berbuat zalim atau dizalimi (orang lain), melakukan kebodohan atau dibodohi (orang lain).โ€ 

Kemudian mengucapkan,

ุจูุณู’ู…ู ุงู„ู„ู‡ู ูˆูŽุจูุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุชูŽูˆูŽูƒูŽู‘ู„ู’ุชู ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ูุŒ ุญูŽุณู’ุจููŠูŽ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ู„ูŽุง ุฅูู„ูŽู‡ูŽ ุฅูู„ูŽู‘ุง ู‡ููˆูŽุŒ ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ู ุชูŽูˆูŽูƒูŽู‘ู„ู’ุชูุŒ ูˆูŽู„ูŽุง ุญูŽูˆู’ู„ูŽ ูˆูŽู„ูŽุง ู‚ููˆูŽู‘ุฉูŽ ุฅูู„ูŽู‘ุง ุจูุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุงู„ู’ุนูŽู„ููŠูู‘ ุงู„ู’ุนูŽุธููŠู…ูุŒ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ูู…ูŽู‘ ุซูŽุจูู‘ุชู’ ู‚ูŽู„ู’ุจููŠ ูˆูŽุฃูŽุฌู’ุฑู ุงู„ู’ุฎูŽูŠู’ุฑูŽ ุนูŽู„ูŽู‰ ู„ูุณูŽุงู†ููŠ. 

โ€œDengan nama Allah, dan dengan pertolongan Allah, aku bertawakal kepada Allah. Cukuplah Allah sebagai penolongku, tidak ada Tuhan selain Dia, hanya kepada-Nya aku bertawakal, dan tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Ya Allah, teguhkanlah hatiku dan luncurkanlah kebaikan melalui lisanku.โ€

Dia lalu berdoโ€™a memohon taufik, pertolongan dan perlindungan Allah, duduk menghadap kiblat jika memungkinkan, duduk dengan wibawa, tenang, tawadhuโ€™, dan khusyuโ€™ dengan bersila atau dengan cara duduk lain yang tidak makruh.

Duduk yang dihindari oleh seorang guru adalah:

  1. Duduk dengan menegakkan betis
  2. Jongkok
  3. Duduk dengan mengangkat salah satu kakinya ke kaki lainnya
  4. Duduk dengan menjulurkan kedua kakinya atau salah satu kakinya tanpa alasan
  5. Duduk bersandar kepada kedua tangannya ke arah sisinya atau belakang punggungnya

Saat dalam kondisi duduk itu, seorang guru hendaknya menjaga tubuhnya dengan tidak menggeser pantatnya dan berpindah dari tempatnya, menjaga kedua tangannya dari iseng dan menganyam jari-jemarinya, juga menjaga kedua matanya dari memandang ke segala penjuru tanpa alasan.

Baca Juga : Kemuliaan Pendidik & Amal Jariyah Yang Tak Terputus

Ada pula suasana yang harus diperhatikan seorang guru atau pengajar saat menyampaikan ilmu, yaitu dia menjaga diri dari canda dan banyak tertawa karena itu dapat menurunkan kewibawaan dan menjatuhkan harga dirinya sebagaimana dikatakan, โ€œBarangsiapa bercanda, maka dia diremehkan, dan barangsiapa memperbanyak sesuatu, maka dia dikenal dengannya.โ€ Maksudnya, apabila seorang guru sering bercanda dan banyak tertawa saat mengajar, maka dia akan dikenal dengan sikapnya itu dan murid justru dikhawatirkan tidak mengingat ilmunya.

Guru juga hendaknya tidak mengajar dalam keadaan haus, lapar, sedih, marah, mengantuk atau gelisah. Karena dalam keadaan tersebut dia tidak kuasa untuk memikirkan masalah dengan sebaik-baiknya. Wallahuaโ€™lam bish showab.

Sumber: Kajian Kitab Tadzkiratussamiโ€™ wal mutakallim.

Ebook-2

Leave a Comment