Jejak Ulama dan Penyair dalam Cahaya Peradaban Masa Lalu

Ebook

Oleh : Abdullah Efendi, S.Pd., M.Pd.

Ebook-1

Sepintas, saat kita mengkaji keindahan biografi para ulama salaf yang tercatat dalam Maktabah Shamela (المكتبة الشاملة), kita akan menemukan perbedaan peradaban yang mencolok dibandingkan dengan umat Islam masa kini. Salah satu penemuan saya adalah betapa mulianya para ulama kita di hadapan para umara. Meskipun saya menyadari bahwa terdapat beberapa umara yang memperlakukan mereka dengan tidak semestinya, secara umum, umara yang hanif, soleh, dan memahami bahwa kepemimpinan adalah sebuah tanggung jawab, adalah mereka yang memuliakan ulama.

Mari kita sebut salah satu ulama yang masyhur, yang dibimbing langsung oleh sahabat Nabi, yaitu Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu. Ulama tersebut adalah Imam Al-Hasan al-Bashri rahimahullahu (21 – 110 H = 642 – 728 M). Sebagai Imam bagi penduduk Basrah dan salah satu ulama yang paling fasih serta pemberani, beliau senantiasa mengingatkan para gubernur di sana. Hal ini sangat berbeda dengan kondisi saat ini, di mana banyak yang tunduk pada kehendak penguasa. Contohnya adalah al-Rabi’i bin Ziyad, gubernur Khorasan pada masa pemerintahan Muawiyah. Imam Al-Hasan selalu menasihati dan melarang mereka tanpa rasa takut akan konsekuensi yang mungkin timbul. Dengan lisan dan hikmahnya, Allah Ta’ala memudahkan beliau untuk memiliki wibawa yang sangat besar di hati para gubernur pada masa itu.

Temuan berikutnya adalah mengenai dua sosok penyair yang tidak kalah fenomenal, yaitu Jarir dari Tamim dan Al-Farazdak. Farazdak sendiri merupakan anggota Darim, salah satu divisi terhormat di Bani Tamim, dan ibunya berasal dari suku Dabbah. Keduanya adalah penyair sekaligus satiris yang tajam. Meskipun terdapat berbagai fakta kontroversial yang mengelilingi kedua seniman ini, karya-karya mereka masih dapat kita temukan dalam kajian literatur di Cambridge University, yang dikenal sebagai salah satu kampus paling ternama saat ini. Universitas Cambridge didirikan pada tahun 1209, sehingga usianya sudah lebih dari 800 tahun. Masih sangat relevan jika disandingkan bahwa mereka mengkaji berbagai karya sastra dari para seniman kaum muslimin, yang dulu pernah berjaya lebih kurang 1400 tahun lamanya.

Hingga kini pun, kita dapat mengakses link tulisan-tulisan tersebut melalui tautan ini, bahkan terdapat catatan kaki yang digunakan sebagai referensi tentang kajian akademisi dari Cambridge dan sejawatnya mengenai kehebatan penyair pada masa kejayaan Islam.[1]

Akhir kata, penemuan ini telah membuka sedikit cakrawala pemikiran kami, serta menunjukkan betapa hebat dan kayanya sejarah umat Islam pada masa lalu dalam bidang ilmu pengetahuan. Bahkan, peradaban Islam tersebut sangat mengagumkan dan menjadi acuan bagi berbagai belahan bumi, dari timur hingga barat. Mereka adalah khoiru ummah (ummat terbaik) yang diutus ditengah manusia! Hingga saat ini, umat Islam pun bagi saya tetaplah khoiru ummah! Yang sebahagian besarnya sedang menyongsong kembali kejayaan itu melalui perjuangan! Sedangkan sebahagian lagi tengah tertidur, menanti untuk dibangunkan. Wallahu ’alam []


[1] C. J. L. The Naḳā’iḍ of Jarīr and Al-Farazdaḳ. Edited by A. A. Bevan. Vol. I, Part 2: pp. 157–340. (Leiden: Brill.). Journal of the Royal Asiatic Society of Great Britain & Ireland. 1907;39(1):215-215. doi:10.1017/S0035869X00035802

Ebook-2
×

 

Assalamualaikum!

Silahkan klik tombol ini untuk terhubung dengan whatsapp kami!

× Chat Disini!