Siapakah Orang yang Paling Banyak Mengambil Warisan Nabi?

Ebook

Oleh : Rahmah Khairani, S.Pd.

Warisan tak melulu soal harta. Di dalam kehidupan Islam, ada banyak hal-hal immateril yang lebih penting daripada yang sekedar tampak. Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam adalah manusia teragung sejagat raya. Beliau diutus ke dunia untuk menyampaikan risalah Islam untuk keselamatan manusia di kehidupan dunia dan akhirat. Siapa saja bisa menerimanya jika memiliki keimanan terhadapnya. Sementara keimanan itu diperoleh dengan proses berpikir dan perenungan.

Allah Ta’ala akan senantiasa menunjuki kepada manusia jalan yang lurus. Inilah jalan bagi siapapun yang mau menerima risalah Islam dengan iman dan kesungguhan. Usaha ini akan membuahkan ilmu yang melekat di dalam diri mereka. Ilmu inilah yang akan menjaga agar mereka senantiasa taat kepada Allah serta menjauhi larangan Allah.

Allah Ta’ala berfirman, يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat” (QS. Al-Mujadilah:11).

Derajat yang dimaksudkan oleh Allah dalam ayat tersebut adalah ketinggian dari sisi kedudukanya di hadapan Allah. Ketinggian seseorang dicapai oleh dua hal. Pertama, keimanannya dan kedua ilmu yang dimilikinya. Kedudukan orang berilmu atas orang beriman lebih tinggi 700 derajat. Sementara jarak antara satu derajat dengan derajat lainnya adalah seperti perjalanan 100 tahun, subhanallah.

Baca Juga : Jejak Ulama dan Penyair dalam Cahaya Peradaban Masa Lalu

Allah mengangkat derajat seseorang dengan ilmu. Allah menyandingkan persaksian diriNya dengan persaksian malaikat dan para ahli ilmu untuk memuliakan ahli ilmu. Dan Allah tidaklah menyandingkan diriNya kepada sesuatu kecuali sesuatu itu mulia.

Ebook-1

 Allah berfirman, شَهِدَ اللّٰهُ اَنَّهٗ لَاۤ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۙ وَالۡمَلٰٓٮِٕكَةُ وَاُولُوا الۡعِلۡمِ قَآٮِٕمًا ۢ بِالۡقِسۡطِ‌ؕ

“Allah bersaksi bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Dia; sebagai Yang menegakkan keadilan, dan para malaikat serta orang-orang yang berilmu (juga bersaksi demikian).” (QS. Ali-Imran:18)

Keutamaan orang yang berilmu juga telah dipuji oleh Allah dengan firmannya, قُلْ هَلْ يَسْتَوِى ٱلَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَٱلَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ

“Katakanlah: Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” (QS. Az-Zumar:9)

Ini adalah pertanyaan retoris dari Allah untuk menggambarkan bahwa tidaklah sama orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu. Karena orang-orang yang berilmu akan memiliki pola hidup yang khas yakni yang selalu dekat dengan ibadah dan jauh dari maksiat. Ilmu adalah sesuatu yang akan melahirkan rasa khauf atau rasa takut kepada Allah. Saat seseorang menuntut ilmu dengan ikhlas dan cara-cara yang benar, maka ilmu yang ia dapatkan akan melahirkan rasa takut (Khosyah). Tandanya adalah adanya rasa sabar dalam meninggalkan kemaksiatan,

Imam Al-Ghazali berkata bahwa seseorang yang memiliki khauf adlaah dia yang selalu membayangkan bahwa dia sedang berdiri di hadapan Allah mempertanggungjawabkan amalnya. Orang yang berilmu disebut sebagai ulama’. Inilah orang-orang yang mewarisi para nabi. Sementara tidaklah mereka mewarisi kecuali ilmu dari Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam. Kemuliaan para ulama adalah karena ilmu tersebut yang melahirkan rasa takut kepada Allah Ta’ala. Inilah yang harus umat Islam miliki.

Menuntut ilmu membutuhkan kesabaran, karena ilmu itu jalan yang panjang. Menuntut ilmu juga membutuhkan daya tahan (tahamul) karena jalan ilmu itu berat. Siapa yang mampu memiliki keduanya, maka Allah akan berikan kemudahan menuju surga. Nabi Shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa meniti sebuah jalan untuk menuntut ilmu padanya, maka akan dimudahkan baginya satu jalan dari jalan-jalan surga, dan sesungguhnya malaikat-malaikat meletakkan sayap-sayap mereka untuk penuntut ilmu, karena Allah meridhainya, dan sesungguhnya ulama akan dimintakan ampunan Allah oleh siapa yang ada di langit dan di bumi, termasuk ikan di dalam lautan…” (HR. Abu Dawud)

Tidak hanya disenangi orang beriman, ilmu juga disenangi oleh para malaikat. Para malaikat selalu hadir di majlis ilmu untuk memohonkan ampunan bagi orang yang menuntut ilmu. Ini menunjukkan betapa mulianya orang yang menuntut ilmu, sehingga seluruh yang ada di langit maupun di bumi beristighfar bagi mereka.

Baca Juga : Panduan Istiqomah Berhijrah di Tengah Godaan Akhir Zaman!

Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya para ulama adalah pewaris nabi-nabi, dan sesungguhnya nabi-nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, akan tetapi mereka mewariskan ilmu, maka barangsiapa mengambilnya, dia mengambil bagian yang melimpah.” (HR. Abu Dawud)

Oleh karena itu siapa yang bersungguh-sungguh dalam menuntut ilmu maka dia lah orang yang paling banyak mengambil warisa Nabi Shallallahu’alaihi wasallam. Wallahua’lam. (RK)

Ebook-2
×

 

Assalamualaikum!

Silahkan klik tombol ini untuk terhubung dengan whatsapp kami!

× Chat Disini!